LEE, aroma dingin ini mengingatkan ku
akan aroma tubuhmu, aroma beku yang ingin sekali kudekap dalam pelukku,
tak akan kulepas lagi. Saat itu kulihat binar senyum mu seolah memohon
waktu untuk berhenti, sebentar saja. Agar kau bisa leluasa menikmati
saat-saat bersamaku.
Dalam balutan gaun coklat itu, ingin
rasanya aku menjadi lumut hijau yang menyelimutimu, merapuhkan
tulang-tulangmu, dan akhirnya kau tak akan kemana-mana, selain
bersamaku. Hanya dengan ku. Menghabiskan sisa waktu yang kau miliki,
tidak dengan yang lain, hanya dengan ku.
Sesaat kurajut mimpi dalam keheningan
diantara kita, diantara bulir-bulir hujan yang mempesona. Kau hanya
terdiam, meski aku mencoba merasuki hati mu, mencari celah yang mungkin
bisa kuselipkan surat cinta yang tak pernah terkirim ini. Ah, terkirim
begitu kaku rasanya aku membayangkan kata itu. Jangankan untuk dikirim,
kutulis sajapun tidak pernah. Bagaimana mungkin cerita cinta ini akan
terwujud nyata, sedangkan aku hanya berani menatapnya dalam anganku
saja, tidak membaginya dengan mu. Pecundang macam apa aku ini, tak mampu
mengakuinya sekali saja, hanya bermimpi. Bermimpi memilikimu, bidadari
tak bersayap. Rayuan gombal tak berkelas.
LEE, hari ini hujan turun lagi. Aku
sangat rindu duduk disampingmu, memperhatikanmu dari sudut mataku.
Menikmati senyum yang kau sembunyikan dariku. Sepertinya kau tengah
mengujiku, menguji seberapa besar rasa yang tak bisa kuungkapkan ini,
yang kemudian aku sebut cinta. Tak tahu mengapa, logika ku memutuskan
bahwa aku tengah jatuh cinta, jatuh cinta kepadamu. kepada sepasang mata
yang kutatap dengan tidak sengaja disudut kota hujan ini. Disaat
seperti ini, sesaat sebelum hujan turun.
LEE, hari ini hujan turun lagi. Aku masih
bisa membaca tulisanmu, lewat pesan singkat yang selalu memojokkanku
dan memaksaku untuk mengakui aku merindukanmu. Aku tersenyum membaca
tulisan manjamu, tapi aku, aku tak ingin kau tahu isi hatiku, tak ingin
kau tahu tentang perasaanku. Walau aku mengerti, aku akan menyesalinya
seumur hidupku, saat nanti kau pergi. Pergi dari ku, pergi dari sisiku
dan tak kan pernah kembali. Mungkin saat itu aku, aku akan menangis dan
mengatakan betapa aku menyukaimu. Betapa selama ini aku
bersungguh-sungguh menyembunyikannya darimu. Darimu, bidadari tak
bersayapku.
Dan, LEE, hari ini hujan turun lagi.
Bersama angin kutitipkan salamku. Aku merindukanmu. Disini, di tempat
yang sama saat aku jatuh cinta padamu. LEE, seperti hujan turun, hadirmu
selalu kurindukan. Disini, disisiku selalu.
04-02-2014
04-02-2014
0 komentar:
Posting Komentar